Karl Landsteiner (1868-1943), ahli kedokteran patologi Austria-amerika, pemenang Hadiah Nobel kedokteran 1940 karena jasanya dalam menggolonghkan darah.
Lahir di Wina, Austria pada 14 Juni 1868, dan meninggal di New York (?) pada 24 juni 1943. Sejak masih pelajar, Landsteiner sudah maelakukan riset biokimia dan pada akhir 1891 mempublikasikan sebuah paper mengenai pengaruh diet terhadap komposisi abu darah. Landsteiner belajar kedokteran di Universitas Wina dan lulus pada 1891. Pengetahuan mengenai kimia yang lebih mendalam diperolehnya pada lima tahun berikutnya di laboratoriumHantzsch di Zurish, laboratorium E. Bambebger di Munich.
Kembali di Wina, Landsteiner bekerja di Rumah Sakit Umum Wina. Pada 1896 dia menjadi asisten Max von Gruber di Institut Kesehatan di Wina. Sejak saat itu dia sudah tertarik pada mekanisme kekebalan dan sifat antibody. Dari 1898 hingga 1908 dia menjadi asisten di Departemen Anatomi Patologis Universitas Wina. Pimpinannya, Profesor A. Weichselbaum adalah penemu bakteri penyebab meningitis dan, bersama Fraenckel, menemukan pnenumococcus.
Di sini Landsteiner lebih banyak berkecimpung dalam bidang fisiolgi daripada anatomi. Hingga 1919, setelah bekerja 20 tahun dalam bidang anatomi patologis, Landsteiner bersama beberapa orang temannya mempublikasikan banyak paper mengenai anatomi abnormal dan kekebalan. Dia menemukan fakta-fakta baru tentang kekebalan tubuh.
Landsteiner berjasa besar bagi anatomi patologis, histology, dan imunologi. Dalam karya-karyanya dia memperlihatkan observasi dan deskripsi yang cermat, juga pemahaman yang mendalam tentang biologi. Tetapi penemuannya yang sangat terkenal dibuatnya pada 1901, yaitu tentang golongan darah. Karena penemuan ini pula dia dianugerahi Hadiah Nobel pada 1930.
Pada 1875, Landois menyatakan bahwa jika manusia diberi tranfusi darah hewan, maka darah asing ini akan menggumpal dan pecah dalam pembuluh darah manusia. Pada 1901-1903 Landsteiner menunjukkan bahwa reaksi yang sama akan terjadi juga pada transfusi darah antarmanusia, antara lain dapat menyebabkan syok atau reaksi lainya.
Pernyataannya itu memperoleh sedikit perhatian saja hingga 1909, saat dia mengklasifikasi darah manusia menjadi apa yang kita kenal kini sebagai golongan darah A, B, AB, dan O. dia juga menunjukkan bahwa transfusi antargolongan darah A atau B tidak menyebabkan kerusakan sel darah baru seperti kalau transfuse terjadi antargolongan darah yang berbeda.pada 1919 landsteiner bertugas di sebuah RS Katolik Roma di Den Haag, Belanda, karena kurangnya fasilitas laboratorium di negerinya. Dia kemudian bertugas di Intitut Rockefeller untuk Riset kedokteran di New York. Di sini, bekerja sama dengan Levine dan Wiener, dia membuat penelitian lebih jauh tentang golong darah. Kelompok ilmuwan ini juga gang merintis penemuan factor-Rh dalam darah-yang menghubungkan darah manusia dengan darah kera rhesus.
Sampai akhir hayatnya Landsteiner terus meneliti golongan darah dan mengenai aspek kimia antigen, antibody dan factor-faktor kekebalan dalam darah. Pada 1939 dia menjadi Profesor Emeritus di Institut Rockefeller, namun tetap bekerja dengan bersemangat.
Sumber: Ensiklopedi Tokoh Sains
Tidak ada komentar:
Posting Komentar