Alexander Fleming (1881-1955), ahli bacteriology Inggris, pemenang Hadiah Nobel, dikenal karena penemuan antibiotika penisilin.
Lahir dekat Ayrshire, Skotlandia, pada 6 Agustus 1881, dan meninggal di London, Inggris, pada 11 Maret 1955. Menjalani pendidikan di Sekolah Kedokteran Rumah Sakit Saint Mary di Universitas London, Fleming lahir keluarga peternak domba Skotlandia. Tubuhnya kecil, dengan pakaian yang tampak tak sesuai dengan citranya sebagai anggota masyarakat terpandang. Sampai datangnya peristiwa “kebetulan” penemuan penisilin, Fleming hanyalah seorang ahli bakteri biasa.
Rangkaian kejadian penemuan penisilin pada 1928 memang seperti sebuah mitos ilmiah. Fleming, ilmuwan penelitian muda Skotlandia yang juga berpraktek mengobati infeksi sifilis pada artis-artis terkemuka London, sedang berusaha memuktian teori favoritnya-bahwa lendir hidung memiliki efek-efek antibakteri-saat dia meninggalkan piring kultur berisi bakteri Staphylococcus di bangku laboratium ketika berlibur selama dua minggu.
Waktu dia kembali, sebuah lingkaran bening menyelubungi pertumbuhan jamur kuning-hijau yang secara tak sengaja mengkontaminasi piring itu. Tanpa diketahuinya, spora dari jenis yang jarang Pencillium notatum telah mampir dari laboratorium mikologi satu lantai di bawah laboratorium Fleming. Untungya Fleming tidak memasukkan kultur itu ke inkubator panas, dan London kemudian mengalami musim dingin, member kesempatan kepada jamur untuk berkembang. kemudian, saat suhu naik, bakteri Staphylococcus telah tumbuh menutupi permukaan piring-kecuali daerah di sekitar jamur.
Menyaksikan lingkaran bening adalah momen penting bagi Fleming. Dengan wawasan pribadi dan penalaran deduktif yang hebat, seketika dia dengan tepat menarik kesimpulan bahwa jamur itu telah melepaskan zat kimia yang dapat menghambatan pertumbuhan bakteri.
Penemuan ini mengubah jalan sejarah. Ramuan aktif pada jamur itu, yang dinamai penisilin oleh Fleming, merupakan alat penghambat infeksi yang berpotensi luar biasa. Ketika akhirnya diketahui bahwa obat ini merupakan penyelamat paling mujarab di dunia, penisilin telah mengubah oleh cara penangan infeksi. Penemuan ini pula yang telah menumbuhkan industri farmasi berskala besar, membuat penisilin sintetis untuk menaklukkan musuh paling tua umat manusia, termasuk sifilis, gangrene dan TBC.
Fleming bukanlah orang pertama yang mengemukakan khasiat antibakteri penisilin. John Tyndall telah melakukannya pada 1875 dan juga D.A Gratia pada 1925. Namun, tidak seperti para pendahulunya, Fleming mengetahui betapa pentingnya penemuan itu. Dia berkata, “Jasa saya hanyalah karena saya tidak mengabaikan pengamatan itu dan bahwa saya melihat persoaln itu dari kacamata seorang bakteriologis.’’
Meksipun ia kemudian mencoba melakukan penelitian-penelitian lanjtuan, dia tidak pernah melakukan satu hal penting : menyuntikkan penisilin ke tikus percobaan yang terinfeksi bakteri. Hasil penelitian Fleming muncul dalam British Journal of Experimental Pathology (1929) tetapi selama satu dekade tidak ada kelanjutan.
Bahkan sejak 1939, Fleming telah meninggalkan risetnya tentang penisilin. Dia tidak berperan dalam perkembangan antibiotika selanjutnya. Hanya saja ia dengan senang hati memberikan sampel jamurnya kepada para peneliti lain. Fleming tampaknya tidak cukup yakin bahwa obat itu bisa mengatasi terinfeksi serius.
Pada 1939 sebuah specimen jamur Fleming sampai ke tangan sekelompok saintis di Universitas Oxford yang dikomandani Howard Florey, seseorang fisiologis kelahiran Australia. Tim ini memiliki bakat teknik, khususnya pada ahli kimia bernama Ernst Boris Chain, seorang pelarian Nazi. Dengan didanai oleh yayasan Rockefeller, para saintis ini berusaha mengidentifikasi dan mengisolasi zat antibakteri. Misi ini mendapat titik awal yang baik dengan adanya jamur penicillium notatum.
Florey, chain,dan kolega-koleganya dengan cepat bisa memurnikan penisilin dalam jumlah yang cukup untuk melakukan percobaan, berhasil mengobati tikus yang telah diberi dosis bakteri mematikan. Dalm setahun hasil penelitian merka dipublikasikan di Lancet. Dunia mulai menaruh perhatian ketika mereka memperlihatkan bahwa penyuntikan penisilin menyebabkan para pasien yang terkena terinfeksi bisa sembuh secara menakjubkan.
Tim Oxford tidak berhenti di sini. Untuk memenuhi tuntunan perang Dunia II , mereka membantu pemerintah membangun suatu jaringan “pabrik mini’ yang memperoduksi penisilin. Florey juga berperan dalam mamacu produksi penisilin berskala besar oleh perusahan-perusahan farmasi AS pada awal 1940-an. Pada saat perang terjadi, penisilin telah tersedia untuk mengobati setiap prajurit yang membutuhkannya. Pada akhir PD II, penisilin telah menyelamatkan jutaan manusia dari pneumonia, sifilis, gonore, difteri, jengkering, dan terinfeksi pada kelahiran bayi.
Saat kematianakibat terinfeksi berhasil ditaklukkan, Fleming menjadi objek pujiaan dari public yang tampaknya lebih mudah memahami wawasan deduktif Fleming daripada prestasi teknik suatu tim saintis. Hujan penghargaan dan pujian diterima Fleming antara 1944-1945. Namun, Fleming pun telah menyadari bahwa penisilin memiliki kelemahan. Dia menulis pada 1946 ‘’pemberian dosis yang terlalu kecil. . . menghasilkan keturunan bakteri yang kebal.’’
Fleming meninggal karena suatu serangan jantung pada 1955. Dia dikubur sebagai pahlawan nasional di Katedral St. Paul, London. Meksipun pencapaian sains Fleming tidak istimewa, tetapi konstribusi satu-satunya itu telah mengubah praktek kedokteran.
Sumber: Ensiklopedi Tokoh Sains
Tidak ada komentar:
Posting Komentar