René
Descartes (1596-1650), filosof, saintis, dan ahli matematika Prancis,
kadang-kadang disebut bapak filsafat modern.
Lahir
di La Haye, Touraine, Prancis, pada 31 Maret 1596, dan meninggal di Stockholm,
Swedia, pada 1 Februari 1650. Menjalani pendidikan di sekolah Yesuit La Flence
di Anjou. Pada 1616, dalam usia 20 tahun, dia meraih gelar ahli hokum dari
Universitas Poitiers.
Pada
usia 25, setelah studinya selesai, dia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya
mempelajari filsafat dan sains. Dia tinggal di Belanda, menghabiskan sebagian
besar masa hidupnya di sana. Dia memiliki anak perempuan yang meninggal pada
usia lima tahun-kejadian
yang merupakan kesedihan terbesar dalam hidupnya. Pada tahun-tahun terakhir
kehidupannya Descartes berada di Stockholm, mengajar filsafat kepada Ratu
Christina dari Swedia.
Descartes
membuat beberapa tonggak penting dalam bidang matematika, antara lain memulai
penggunaan koordinat dalam geometri. Di lapangan fisiologi. Descartes
mengatakan bahwa dalam darah terdapat cairan halus yang menurutnya berhubungan
dengan substansi pikiran di otak dan mengalir sepanjang jalur saraf untu
menggerakkan otot dan bagian tubuh yang lainnya.
Studi
Descartes tentang optic membuatnya menemukan teori dasar pencerminan: bahwa
sudut datang sama dengan sudut pantul. Esai-esainya mengenal optika yang
pertama kali menyatakan hukum
ini. Pendapat Descartes bahwa cahaya merupakan sejenis tekanan pada medium padat membuka jalan teori cahaya
sebagai gelombang.
Dalam
bidang filsafat dia mengekslorasi kemungkinan-kemungkinan ilmu pengetahuan.
Dalam buku filsafatnya yang paling terkenal Discourse
on Method (1637), dia berpendapat bahwa semua hal harus diragukan pada
mulanya karena kita hanya bisa meyakini kebenaran setelah memuaskan keraguan-keraguan
kita. Hal ini terbukti pada diri Descartes sendiri, dan terkait dengan frasa
yang paling terkenal darinya: Cogito ergo
sum (“aku berpikir, maka aku ada”).
Sumber: Ensiklopedi Tokoh Sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar